Dampaknya terhadap Lingkungan
A.
Pengertian Intensifikasi Pertanian
a.
Intensifikasi
Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), intensifikasi adalah suatu usaha meningkatkan kegiatan
yang lebih hebat. Dalam upaya intensifikasi diharapkan agar sesuatu yang
diintensifikasikan tersebut hasilnya dapat meningkat dan lebih menguntungkan
bagi orang yang mengintensifikasinya itu.
b.
Pertanian
Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia Jilid III, pertanian adalah hal yang berkaitan dengan kegiatan
bertani (mengusahakan tanah agar produktif dengan bercocok tanam) dan segala
yang berhubungan dengan tanam-menanam tanaman. Pertanian atau agriculture berasal
dari gabungan dua kata, “agri” yang semula berasal dari bahasa latin “ager” dan
dan “culture” dari bahasa latin “cultura”. Ager berarti tanah atau ladang
(lapangan). Cultura artinya mengamati, memelihara, membajak. Jadi, agriculture
adalah seluruh kegiatan utama untuk menghasilkan makanan atau pakan ternak
(fiber), juga tentang metode ternak dan proses menernakkan. Di lain referensi
tertulis bahwa pertanian merupakan salah satu jenis produksi yang berdasarkan
pada pertumbuhan hewan, tanaman, dan ikan.
c.
Intensifikasi
Pertanian
Intensifikasi pertanian
adalah usaha peningkatan dan penggiatan pemanfaatan berbagai macam sarana
produksi pertanian secara ekonomis pada suatu luasan lahan tertentu yang
disertai dengan melakukan usaha konservasi sumber daya alam untuk memperoleh
produksi yang tinggi dengan tambahan hasil yang selalu menguntungkan. Dalam
arti lain, intensifikasi pertanian adalah mengusahakan pertanian secara
intensif agar diperolah hasil yang optimal. Dalam intensifikasi pertanian
biasanya diperhatikan masalah pengadaan bibit, pengolahan tanah, penanaman,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan, dan kegiatan pasca
panen.
B.
Langkah-langkah untuk Menerapkan Intensifikasi Pertanian
Ada berbagai langkah
untuk menerapkan intensifikasi pertanian dengan menjalankan panca usaha tani,
yaitu sebagai berikut.
1.
Pemilihan dan
penggunaan bibit unggul, bibit unggul
yang baik adalah bibit yang memiliki keunggulan debandingkan varietas lainnya,
misalnya tahan terhadap hama dan penyakit, produktivitas yang tinggi, daya
vigor yang tinggi, peka terhadap rangsangan pupuk, fase juvenile yang singkat
serta memiliki keseragaman dalam bentuk, warna, dan ukuran. Contoh dari bibit
unggul adalah IR 64, PB 4, atau raja lele.
|
2.
Pengelolaan
lahan pertanian secara tepat,
mengolah lahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara mekanik dan secara
konvensional. Cara mekanik dapat menggunakan alat berat, seperti traktor.
Namun, kelemahan dari metode mekanik, yaitu kuang efisien pada pengelolahan
tanah hutan, karena hanya dapat dilakukan pada musim kemarau saja. Sedangkan,
cara konvensional dilakukan dengan menggunakan alat-alat pertanian secara
tradisional, seperti cangkul dan garu. Kelemahan dari metode ini, Yaitu
membutuhkan waktu yang lama, namun tidak merusak struktur tanah.
|
3.
Pemberian
pupuk sesuai dosis, walaupun
pada dasarnya tanah telah menyediakan unsur haraessensial bagi tanaman,
pemberian pupuk harus tetap dilakukan terutama untuk mengembalikan unsur hara
yang telah diserap oleh akar tanaman. Pupuk yang lazim digunakan, yaitu pupuk
alami, misalnya pupuk kompos dan pupuk
buatan, misalnya pupuk NPK.
|
4.
Pemberantasan
organisme pengganggu tanaman,
pemberantasan hama dan penyakit tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan
tanaman. Masalah utama yang kerap dihadapi petani adalah hama. Pengendalian
hama tidak semata-mata menggunakan kimia, tetapi dapat pula menggunakan
pertisida alami dengan mempertimbangkan komposisi rasa pestisida. Cara yang
dianggap paling bijak adalah dengan menggunakan predator alami, sehingga
keseimbangan ekosistempun akan tetap terjaga.
|
5.
Pengaturan
irigasi atau saluran air,
irigasi merupakan hal penting dalam kegiatan pertanian, karna petani harus
mengerti akan kebutuhan tanaman yang dikelolanya serta sumber air tersebut.
Umumnya, pemberian air tidak boleh melebihi kapasitas titik latu lahan.
|
C. Tujuan dan Manfaat Intensifikasi Pertanian
Kegiatan intensifikasi pertanian tentunya mempunyai
tujuan yang ingin dicapai petani. Petani berharap jumlah produksi dan kualitas
panen yang diperolehnya dari kegiatan tersebut lebih meningkat. Selain itu,
kegiatan intensifikasi pertanian juga memberikan manfaat yang lebih
menguntungkan bagi petani dibandingkan dengan pertanian secara tradisional.
Rinciannya adalah sebagai berikut.
a. Tujuan Intensifikasi Pertanian
Tujuan dari kegiatan intensifikasi pertanian adalah
sebagai berikut.
1.
Meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani.
2.
Menigkatkan
kemampuan petani pemilik dalam usahataninya.
3.
Meningkatkan
produktivitas tanah, baik dalam bentuk tanaman semusim, tanaman kayu-kayuan,
maupun hasil lainnya.
4.
Meningkatkan
kelestarian tanah dana air.
b.
Manfaat Intensifikasi Pertanian
Manfaat yang didapat dari kegiatan intensifikasi
pertanian adalah sebagai berikut.
1.
Semakin
meningkatnya pemakaian bibit unggul tanaman.
2.
Dihasilkannya hasil
pertanian yang lebih banyak dan berkualitas.
3.
Meningkatkan
pendapatan para petani.
4.
Terpeliharanya
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
5.
Semakin
meningkatnya daya saing produk agribisnis secara berkelanjutan.
6.
Semakin
meningkatnya pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
7.
Sistem pengairan
pertanian semakin teratur.
8.
Perbaikan kultur
teknis semakin meningkat.
9.
Kebutuhan atas
tanaman tersebut akan semakin mudah didapatkan konsumennya.
10.
Semakin
berkembangnya sumber daya pertanian yang meliputi sumber daya manusia, sumber
daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi sera informasi dan kelembagaan.
11.
Berkembangnya
agroindustri, sistem distribusi dan perdagangan serta berkembangnya manejemen
pembangunan pertanian lintas sektoral dan lintas kabupaten atau kota.
12.
Menghasilkan output
yang lebih banyak dan dalam waktu yang lebih singkat.
D.
Dampak Intensifikasi Pertanian terhadap Lingkungan
Bagi kehidupan,
penerapan intensifikasi pertanian selain memberikan banyak keberhasilan juga
memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap keseimbangan ekosistem.
Dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut.
1.
Pencucian Tanah
Saat ini,
petani mengolah tanah dengan membajak sawahnya. Sawah dialiri air hingga
tergenang, dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan akhirnya masuk ke
sungai. Jadi, di sawah terjadi pencucian unsur hara yang selanjutnya dibuang ke
sungai. Akibatnya, kesuburan sawah semakin berkurang karena kehilangan unsur
hara.
Untuk
menghindari kerusakan tanah atau bahkan memulihkannya pada keadaaan semula
karena hilangnya unsur hara akibat pencucian lahan pertanian yang berlebihan
adalah dengan memberikan pupuk buatan atau pupuk organik, pergiliran tanaman
dengan tanaman kacang-kacangan, dan penghindaran pembakaran tumbuhan dan sisa
tanaman. Apabila ditemukan kerusakan tanah akibat terkumpulnya unsur atau
senyawa yang bersifat meracuni tanaman, maka lakukanlah pengaturan sistem pengairan
dan pengolahan tanah yang baik, pemberian bahan organik atau jenis senyawa lain
yang dapat memusnahkan unsur atau senyawa yang bersifat racun bagi tanaman.
2.
Adanya Larutan Nitrit dan Penyuburan Air
Pemupukan
dilakukan untuk memberikan zat makanan yang optimal kepada tanaman-tanaman agar
dapat memberikan hasil yang cukup. Pupuk buatan dapat menyebabkan tanah menjadi
asam (pH tanah menurun). Jika tanah menjadi asam, maka pdoduktifitas tanaman
pertanian akan merosot. Selain itu, unsur nitrogen yang terkandung di dalam
pupuk menyebabkan terbentuknya larutan nitrit di dalam tanah. Larutan nitrit
itu dapat meresap ke dalam sumur penduduk yang berdekatan dengan daerah
pertanian. Air sumur yang mengandung nitrit dapat menyebabkan munculnya
penyakit bayi biru (blue baby), yaitu
tubuh bayi yang kebiru-biruan karena kekurangan oksigen. Bayi yang kekurangan
oksigen akan mengalami gangguan pertumbuhan otak.
Pupuk yang
berlebihan dan kemudian larut ke dalam air juga dapat meningkatkan kesuburan
sungai (eutrofikasi). Alga dan tumbuhan sungai, misalnya enceng gondok, tumbuh
dengan subur. Akibatnya, hewan-hewan air akan kekurangan oksigen sehingga
mengalami kematian. Selain itu, meningkatnya kesuburan tumbuhan air dapat
menyebabkan terjadinya pendangkalan pada waduk dan bendungan.
Untuk
mengurangi dampak negatif, penggunaan pupuk buatan perlu diselingi dengan pupuk
kandang dan pupuk hijau. Pupuk kandang dan pupuk hijau dapat memperbaiki
struktur tanah, meggemburkan tanah, dan menyuburkan tanah.
3.
Pencemaran Pestisida
Pestisida
secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan
populasinya. Insektisida, herbisida, fungsuda, dan nematosida digunakan untuk
mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis
pertisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikkus dan siput
(Alexander, 1977). Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dadat
dikelompokkan atas dua golongan, yaitu yang resisten dimana meninggalkan
pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk
organoclhlorines termasuk pestisida yang resisten terhadap lingkungan dan
menunggakan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan
melalui rantai makanan, contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane
(HCH), endrin. Pestisida kelompok organofosfat adalah pestisida yang efektif
sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah, contohnya Disulfoton, Parathion,
Azodrin, Gophacide, dan lain-lain. (Sudarmo, 1991)
Dalam
penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran.
Kurang lebih hanya 20% pestisida yang mengenai sasaran, sedangkan 80% lainnya
jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran
lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan
pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti kanker, mutasi, bayi
lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom), dan sebagainya.
(Sa’id,1994)
Menurut Sa’id
(1994), pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan
mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan
organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih
tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar
matahari dan tidak mudah terurai.
Untuk
mengurangi dampak tersebut, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut.
a.
Tidak memcuci
peralatan penyemprot di sungai atau di dekat sumur agar tidak mencemari sungai
atau sumur penduduk. Peralatan pertanian dicuci di tempat khusus dan limbahnya
dibuang secara khusus pula (misalnya, dibuatkan lubang yang jauh dari
pemukiman).
b.
Tidak membuang sisa
pestisida di sembarang tempat. Sisa pestisida dibuang di tempat khusus yang tidak
mencemari sungai atau sumur penduduk.
c.
Tidak menggunakan
pestisida melebihi takaran (overdosis).
d.
Mengurangi
penggunaan pestisida dengan memberantas hama secara mekanik (misalnya,
ditangkap, kemudian dimatikan), dan secara biologo (misalnya, menggunakan serangga
predator). Pemberantasan secara biologi dengan serangga atau predator
dimaksudkan agar hewan predator yang dilepaskan di lingkungan memangsa hama
tanaman. Serangga predator dipelihara terlebih dahulu, dikembangbiakkan,
kemudian dilepaskan di sawah atau perkebunan. Pemberantasan secara biologi
tidak mencemari lingkungan.
Dampak dari pertanian monokutur, misalnya sawah yang hanya ditanami
padi menyebabkan ledakan populasi hama wereng.
|
4.
Tingkat Kestabilan Ekosistem Rendah
Intensifikasi
pertanian cenderung dilakukan dengan pertanian
monokultur. Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam tanaman
sejenis, misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja.
Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.
Dari teori
keanekaragaman hayati, kita mengetahui bahwa lingkungan yang memiliki
keanekaragaman hayati tinggi merupakan lingkungan yang mentap, sedangkan
lingkungan yang memiliki keanekaragaman hayati rendah merupakan lingkungan yang
tidak mantap. Lingkungan yang mantap tahan terhadap gangguan dari luar.
Penanaman
monokultur menyebabkan terbentuknya lingkungan pertanian yang tidak mantap.
Buktinya, tanah pertanian harus diolah, dipupuk, dan disemprot dengan
insektisida. Jika tidak, maka tanaman pertanian mudah terserang hama dan
penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama
itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani akan gagal panen karena tanamannya
terserang hama.
Agar lingkungan pertanian menjadi lebih mantap,
maka diupayakan menanam berbagai jenis tanaman. Jagung ditanam bersamaan dengan
kacang, cabai, kacang panjang, atau lainnya. Upaya menanam beraneka ragam
tanaman ini disebut seebagai pertanian tumpang
sari (polikultur). Dengan pertanian tumpang sari, maka lingkungan pertanian
tetap menjadi lebih mantap. Hama yang menyerang tanaman yang satu mungkin dapat
dikendalikan (dimangsa) oleh predator yang hidup di tanaman yang lain. Di
lingkungan itu, terjadi interaksi antarkomponen biotik yang ada. Hanya saja,
produktivitasnya berkurang. Keuntungannya, petani dapat menghemat biaya (tidak
membeli obat pestisida), dan panen dapat berlangsung berkali-kali.
Saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.
BalasHapus