Kamis, 08 Januari 2015

Suksesi dan Klimaks

Suksesi dan Klimaks


Ekosistem tidak diam dan statis., melainkan selalu berubah (dinamis). Ekosistem tumbuh dari komunitas yang sederhana menuju ke komunitas yang kompleks. Selama pertumbuhan itu terjadi pergantian jenis-jenis organisme yang dominan atau menguasai. Pergantian dominansi itu dikenal sebagai suksesi. Suksesi terus berlangsung hingga tercapai suatu klimaks atau bioma. Suatu klimaks adalah kondisi kondisi yang seimbang, tidak terjadi pergantian dominasi lagi.
Sebagai contoh, sawah yang dibiarkan akan ditumbuhi rumput. Jika dibiarkan terus, beberapa tahun kemudian akan ditimbuhi semak belukar. Jika terus dibiarkan, misalnya hingga 75-150 tahun, mungkin akan menjadi hutan yang lebat.
Suksesi ekologi akan terus berlangsung hingga mencapai suatu keadaan seimbang yang disebut dengan istilah komunitas klimaks (atau disebut klimaks saja). Jika terjadi klimaks, suksesi ekologi terhenti. Ini bukan berarti proses ppemanfaatan energi juga berhenti. Proses pemanfaatan energi terus berlanjut. Hanya saja, terjadi keseimbangan antara energi yang disimpan dan energi yang digunakan oleh berbagai komponen penyusun ekosistem itu. Ini dikenal sebagai keseimbangan ekosistem. Jadi, dalam klimaks terjadi keseimbangan ekosistem (keseimbangan lingkungan).
Klimaks dan keseimbangan ekosistem tidak diam atau statis, melainkan berproses atau dinamis. Jika hutan klimaks mendapat gangguan, misalnya satu pohon tumbang karena penyakit, maka dengan cepat akan diganti dengan pohon baru yang tumbuh menggantikan pohon yang tumbang. Ekosistem dikatakan memiliki daya pulih kembali yang dikenal sebagai daya lenting lingkungan. Kerusakan yang melebihi batas kepentingan, misalnya akibat penebangan hutan yang dilakukan terus-menerus, mengakibatkan ekosistem tersebut sulit untuk kembali ke kondisi semula dalam waktu yang singkat. Dikatakan bahwa keseimbangan ekosistem terganggu dan daya lenting ekosistem juga terganggu.
Ditinjau dari asal terjadinya, suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.
1.        Suksesi Primer
Text Box: Komunitas klimaks
↑
Tumbuhan biji
↑
Semak-semak
↑
Tumbuhan paku
↑
Ploner
↑
Batuan
Suksesi primer berlangsung pada permukaan terbuka yang kosong sehingga muncul ekosistem baru. Misalnya, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 menyebabkan permukaan Pulau Krakatau ditutupi batu-batu gunung. Sampai dua bulan berikutnya, keadaan batu-batuan di sana masih panas. Tidak ada makhluk hidup yang dijumpai di atasnya. Sembilan bulan kemudian, muncul alga biru yang hidup menempel pada batu yang lembap. Alga biru yang hidup pertama kali itu dikenal sebagai organisme perintis (pionir). Tahun berikutnya, muncul Text Box: Komunitas klimaks
↑
Tumbuhan biji
↑
Semak-semak
↑
Tumbuhan paku
↑
Ploner
↑
Batuan
lumut kerak. Hasil pelapukan oleh alga biru dan lumut kerak membentuk tanah, yang memungkinkan tumbuhan lain hidup di atasnya. Tiga tahun kemudian, muncul tumbuhan pantai yang tumbuh dari biji-bijian yang terbawa air laut dari Pulau Jawa dan Sumatera. Biji-biji yang terbawa burung atau kelelawar yang berjatuhan di sana juga akan tumbuh. Tujuh tahun setelah itu, dijumpai bermacam-macam serangga, biawak, ular, dan laba-laba. Seratus tahun kemudian, telah terdapat hutan di lereng-lereng Gunung Krakatau. Di negara kita, proses dari batuan hingga menjadi hutan belantara memerlukan waktu 100-150 tahun . Di negara beriklim sedang, waktunya mencapai 500 tahun atau lebih.
                                                                                                     Suksesi primer

2.        Text Box: Komunitas klimaks
↑
Tumbuhan biji
↑
Semak-semak
↑
Rumput / ilalang
↑
Ekosistem rusak
Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder berlangsung di bekas ekosistem yang tidak mengalami kerusakan total. Suksesi sekunder tidak dimulai dari kondisi ekosistem yang kosong. Contohnya, suksesi yang terjadi di bekas sawah, tanah rawa yang dikeringkan, dan padang alang-alang. Didalam suksesi sekunder tidak dijumpai organisme perintis. Jenis organisme yang mendominasi tergantung pada lingkungannya.
                                                                  Suksesi sekunder

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

a
d
r
i
F
i
r
t
u
P